Rabu, 09 Februari 2011

Valentine Day dalam pandangan islam

    Untuk mengetahui bagaiman pandangan islam terhadap valentine day. sebelumnya mari kita simak sejarah tenteng valentine Day (VD)
Valentine berawal dari sebuah perayaan Lupercalia yang tak lain adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari).
     Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama ?nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

    Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Dan pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

    The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa St. Valentine termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahu  ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

    Tapi menurut versi PERTAMA, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine. Ia adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam
agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendoakan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. ?Dari Valentinemu? demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine?s Day atau Hari Kasih Sayang.

    Versi KEDUA, menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara  muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari padaorang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).

    Versi KETIGA, perayaan ini dihubungkan dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan. Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak untuk memusuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudia  orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit Palatine) dekat altar Juno.

    Adapun kebiasaan mengirim kartu Valentine yang sering dilakukan pada saat perayaan hari kasih sayang tersebut, sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

    Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine? Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It?? mengatakan kata Valentine berasal dari Latin yang berarti : ?Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi, to be my Valentine, hal itu berarti menduakan Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Adapun lambang Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod the hunter dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
    Nah...dengan melihat sejarah VD  sebagai seorang muslim kita pasti akan bertanya-tanya boleh ga  jika kita ikut merayakan VD . Banyak sekali orang di seluruh dunia yang ikut merayakan VD.  dari opini yang beredar juga mengatakan jika perayaan VD itu sangat patut untuk dirayakan karena pada saat itulah momen-momen yang pas untuk mengungkapkan rasa kasih sayang kita kepada orang lain. so...ga ada yang salah kan. oh...belum tentu teman....belum tentu yang banyak itu benar, yang menentukan benar atau tidaknya suatu kebenaran itu Allah bukan manusia, bukan suara kebanyakan dan bahkan  bukan penguasa. Apa jadinya nanti dunia ini  nilai suatu kebenaran diserahkan kepada manusia sedangkan pemikiran setiap orang berbeda satu orang mengatakan baik 1000 orang mengatakan salah. oleh karena itu untuk menentukan hukum benar salah atau hukum halal haram kita kembalikan lagi kepada Allah. Allah menciptakan kita di dunia bukan tanpa apa-apa namun juga beserta aturan untuk kita.

Mari kita simak FIrman Allah SWT:
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
    Sebenarnya dari sejarah VD sendiri kita bisa langsung dapat mengetahui jika VD itu berasal dari sejarah orang Non islamdan kita telah dilarang untuk mengikuti perayaan-perayaan mereka.

"Janganlah kalian mengikuti orang-orang yahudi dan Nasrani..." (HR. Tirmidzi)

"Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai (tingkah laku dan sikapnya) ummat selain ummat Islam" (HR. Tirmidzi)

 Teman jika kita memang mencintai Allah& Rasul-Nya seharusnyalah kita tidak ikut merayakan hari raya ini.
 Sudah seharusnya kita malu jika kita berbuat kesalahan padahal telah banyak nikamat Allah yang telah ada pada kita.